Contoh Skripsi,Tesis, Jurnal, Bahan Kuliah, Artikel, dll

Deyangan Waterpark di kabupaten magelang

Era Ningrum, Erdini (2008) Deyangan Waterpark di kabupaten magelang. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]PDF - Published Version
604Kb

Abstract

1. Latar Belakang Manusia khususnya di daerah perkotaan sibuk dengan pekerjaannya yang terlalu menyita waktu. Akibatnya mereka berusaha mencari kegiatan yang dapat melepaskan keletihan sepanjang hari kerja. Salah satu kegiatan yang dapat mewadahinya adalah berwisata. Menurut UU. No 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, wisata merupakan kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Atraksi wisata air, merupakan suatu bentuk alternatif wisata yang mempunyai orientasi kuat terhadap air. Suatu kawasan wisata air sebagai wahana rekreasi bersama dengan penggunaan air sebagai simbol dan mempunyai peranan utama dalam setiap atraksi yang ditampilkan mampu menghadirkan nuansa baru. Kabupaten Magelang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibu kotanya adalah Mungkid. Kabupaten Magelang lebih menitikberatkan perekonomiannya pada bidang pertanian. Selain pertanian, sektor lainnya yang didukung oleh berkah dari perut bumi adalah pertambangan dan penggalian. Namun seiring pergeseran sosial ekonomi yang terjadi di Kabupaten Magelang dari masyarakat pertanian menjadi masyarakat jasa. Pertumbuhan positif terutama di bidang perdagangan dan pariwisata menjadi pendorongnya. Candi Borobudur, sebuah mahakarya peninggalan Dinasti Syailendra yang kini menjadi kebanggaan Indonesia, berada di wilayah Kabupaten Magelang. Candi Borobudur merupakan obyek wisata andalan provinsi Jawa Tengah, yang kini mendapat perlindungan dari UNESCO. Daya tarik candi borobudur bagi wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara sangat kuat dan berdampak nyata bagi pariwisata di Indonesia. Sebuah maha karya agung sekelas Borobudur tentunya akan mengundang perhatian banyak pihak. Tak hanya perhatian untuk sekedar mengunjunginya, tetapi juga untuk melindunginya, melestarikannya, dan juga memanfaatkannya (Catatan kecil dari “the 1st International Symposium on Borobudur Cultural Landscape Heritage 2007″). Sejak hampir dua abad yang lalu telah ada begitu banyak perhatian kepada Borobudur. Semuanya berangkat dari kekaguman atas mahakarya tak ternilai tersebut. Namun, sayangnya, menurut Jack Priyana, pegiat utama Jaringan Kerja Kepariwisataan Borobudur, usaha untuk mewujudkan kekaguman tersebut, berbagai cara yang dilakukan dirasa kurang tepat. Pada awal Juli tahun 2007 lalu, melalui sebuah poling yang digelar secara online oleh www.new7wonders.com, Candi Borobudur dinyatakan tak lagi masuk tujuh keajaiban dunia. Bahkan pada situs wonderclub.com, Borobudur dianggap sebagai keajaiban yang terlupakan “The Forgotten Wonders”. Seperti juga pada situs dari profesor teknik sipil University of South Florida, Borobudur ditempatkan pada kategori Forgotten Wonder bersama beberapa peninggalan bersejarah dunia lainnya. Segala potensi yang sebenarnya dikandung kawasan ini dirasa tenggelam, akibat semua perhatian ditujukan ke Borobudur sebagai monumen tunggal. Menurut data pengunjung dari dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten Magelang, jumlah pengunjung ke lokasi obyek wisata Candi mengalami penurunan. Tiga tahun lalu objek wisata itu dikunjungi lebih dari 2,4 juta wisatawan. Tetapi sekarang hanya berkisar 2 juta. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Drs Wibowo Setyo Utomo Msi, mengatakan, peristiwa Bom Bali I dan II termasuk sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan ke Borobudur. Sesuai dengan kebijaksanaan pengembangan pariwisata di Kabupaten Magelang, pengembangan kepariwisataan Candi Borobudur termasuk dalam SUB WILAYAH PEMBANGUNAN II yang meliputi kecamatan Mungkid, Mertoyudan dan Borobudur dimana menetapkan fungsi utamanya yaitu untuk pariwisata budaya yang memusatkan pengembangannya di kecamatan Mungkid. Deyangan merupakan desa potensial di kecamatan Mertoyudan yang letaknya dekat dengan Candi Borobudur, sekitar tiga kilometer arah timur laut. Kawasan Desa Deyangan mempunyai spesifikasi kawasan strategis yaitu : berada di pojok barat kecamatan Mertoyudan yang berbatasan langsung dengan kecamatan Borobudur dan relatif dekat dengan obyek wisata cagar budaya Candi Borobudur, berada di luar zona inti Borobudur, dan dilalui oleh jalur kedatangan wisatawan menuju ke borobudur (RTBL Kawasan Desa Deyangan, 2007, Kabupaten Magelang).Tarikan wisatawan dari lokasi candi bisa dimanfaatkan sebagai captive market tersendiri untuk pengembangan desa ini menjadi salah satu sumber pendapatan daerah setempat. Salah satu alternatif kegiatan wisata yang dapat dikembangkan sebagai wisata pendamping Candi Borobudur adalah rekreasi air. Rekreasi air ini merupakan salah satu bentuk rekreasi air yang didasari oleh keinginan manusia untuk melepaskan kepenatan dari aktifitas-aktifitas sehari-hari di wilayah daratan. Daerah perairan merupakan suatu elemen lain dari alam yang bagi sebagian besar masyarakat jarang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Berdasar pada uraian di atas, maka dibutuhkan perencanaan dan perancangan kawasan potensial Desa Deyangan menjadi kawasan atraksi wisata air berupa waterpark pendamping wisata Candi Borobudur dengan mengunakan air sebagai simbol dan peran utama dalam setiap atraksi yang ditampilkan. Perencanaan dan perancangan kawasan ini didukung oleh beberapa fasilitas pelengkap kegiatan wisata yang bersifat rekreatif dan edukatif berupa galeri, outdoor teater, yang lengkapi dengan fasilitas penunjang berupa restoran, toko suvenir dan spa. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan rekreasi bagi masyarakat khususnya daerah Magelang dan sekitarnya dalam rangka mengembangkan Kabupaten Magelang agar berkembang lebih merata sehingga potensi kepariwisataan yang ada pada kawasan wisata tersebut mampu mempertahankan dan meningkatkan jumlah wisatawan di masa yang akan datang. 2. Tujuan dan Sasaran 1) Tujuan Memperoleh suatu judul Tugas Akhir yang layak, dengan suatu penekanan desain yang spesifik sesuai dengan originalitas / karakter judul dan citra yang dikehendaki atas judul yang diajukan. 2) Sasaran Tersusunnya usulan dasar-dasar perencanaan dan perancangan Taman rekreasi air di Kawasan Wisata Deyangan berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan. 3. Manfaat 1) Secara Subyektif • Memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang • Sebagai pedoman dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) 2) Secara Obyektif • Sebagai sumbangan terhadap perencanaan pembangunan kawasan rekreasi wisata, khususnya wisata air. • Sebagai sumbangan perkembangan ilmu pada umumnya dan pengetahuan arsitektur pada khususnya 4. Ruang Lingkup 1) Ruang Lingkup Substansial Deyangan Waterpark di Kawasan Desa Deyangan adalah suatu perencanaan dan perancangan suatu kawasan atraksi wisata sebagai pemecah keramaian wisatawan candi Borobudur dan penunjang wisata yang representatif secara kualitas maupun kuantitas dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan rekreatif dengan memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitar perencanaan. 2) Ruang Lingkup Spasial Secara administratif, daerah perencanaan dan perancangan Deyangan Waterpark di Kawasan Desa Deyangan berada di Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Jawa Tengah. 5. Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan dalam Perencanaan dan Perancangan Deyangan Waterpark di Kab. Magelang ini adalah metode deskriptif yaitu menguraikan dan memaparkan persyaratan desain dan ketentuan desain yang ada dalam perencanaan dan perancangan Waterpark di Desa Deyangan Kabupaten Magelang. Dari kedua pokok hal diatas nantinya akan dilakukan pengumpulan data, kemudian dilakukan analisa melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif, untuk mendapatkan hasil berupa kesimpulan, batasan dan anggapan yang digunakan dalam penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan Waterpark di Desa Deyangan Kab. Magelang. Hasil kesimpulan yang didapat merupakan pedoman atau konsep dasar yang digunakan dalam perancangan desain grafis arsitektur selanjutnya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara : - studi literatur, untuk memperoleh teori-teori yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Deyangan Waterpark baik yang berasal dari buku referensi maupun sumber-sumber tertulis, artikel dan lain sebagainya serta regulasi yang relevan. - observasi lapangan, yaitu pengamatan langsung untuk memperoleh data mengenai lokasi perencanaan dan perancangan di Desa Deyangan kabupaten Magelang,serta studi di kawasan wisata di sekitar wilayah perencanaan khususnya Candi Borobudur, studi banding ke Pandawa Water World di Solo Baru yang merupakan salah satu obyek wisata yang memiliki kemiripan dengan obyek yang akan direncanakan dan dirancang dan juga melakukan kunjungan ke The Fountain Waterpark & Resto di Ungaran Barat untuk memperoleh data fisik dan non fisik kawasan. - wawancara pihak terkait, dilakukan untuk memperoleh gambaran umum dari masyarakat dan pihak-pihak terkait, guna melengkapi data-data yang diperoleh dari studi literatur dan observasi lapangan. Wawancara ini dilakukan dengan pihak pengelola The Fountain Waterpark, pihak terkait dari Pandawa Water World, pemerintah daerah Kabupaten Magelang dan dinas/instansi terkait masalah perencanaan dan perancangan Kawasan Wisata. Analisa dilakukan dengan cara : - diskusi dan bimbingan, dilakukan dengan dosen pembimbing dan dosen-dosen penguji. Adapun persyaratan desain dan ketentuan desain yang ada dalam perencanaan dan perancangan Deyangan Waterpark di kabupaten Magelang antara lain : • Penetapan Kapasitas Pengunjung dan Program Ruang Penetapan kapasitas pengunjung ini digunakan untuk menentukan besaran ruang yang dibutuhkan dalam perencanaan dan perancangan Deyangan Waterpark dengan melakukan pendekatan kapasitas pengunjung pada salah satu kawasan wisata di sekitar wilayah perencanaan. Karena tujuan perencanaan dan perancangan Deyangan Waterpark untuk memecah keramaian pada obyek wisata Candi Borobudur, maka diasumsikan 50% dari jumlah pengunjung kawasan wisata Candi Borobudur untuk dijadikan acuan dalam pendekatan kapasitas pengunjung Deyangan Waterpark. Yang nantinya dihitung kapasitas maksimalnya (dalam 1 hari) berdasarkan nilai bobot keramaian tertinggi kunjungan wisata pada hari-hari tertentu dalam 1 minggu. Kapasitas maksimal ini nantinya akan digunakan dalam penentuan besaran ruang pada masing-masing fasilitas berdasarkan aktifitas pelaku pada fasilitas tersebut. Oleh karenanya, terlebih dahulu diperlukan data mengenai pelaku ruang dan aktifitas pada perencanaan dan perancangan Deyangan Waterpark melalui observasi langsung maupun studi banding. • Penetapan Bentuk sesuai dengan Penekanan Desain. Karena ditujukan untuk memecah keramaian wisatawan Candi Borobudur dan masyarakat umum sekitar wilayah perencanaan maka penetapan penggunaan penekanan desain terlebih dahulu mengumpulkan dan menganalisa data-data tentang arsitektural bangunan sekitar dan regulasi yang ada menyangkut perencanaan suatu kawasan wisata daerah setempat (aspek kontekstual). Juga dengan mengumpulkan data tentang aspek arsitektural dalam perencanaan dan perancangan Deyangan Waterpark dengan melakukan observasi atau studi banding terhadap bangunan Waterpark yang lain. • Penentuan Lokasi dan Tapak Dalam menentukan lokasi dan tapak perencanan terlebih dahulu mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan kriteria pemilihan lokasi dan tapak untuk kawasan wisata rekreasi Deyangan Waterpark di Kabupaten Magelang yaitu menyangkut data tata guna lahan pada kawasan perencanaan Deyangan Waterpark di Kabupaten Magelang, data potensi-potensi di kawasan perencanaan Deyangan Waterpark baik fisik maupun non fisik yang nantinya akan ditentukan beberapa tapak alternatif , kemudian dianalisa berdasarkan nilai bobot x kriteria pemilihan tapak sehingga didapat skor tertinggi untuk dijadikan tapak terpilih 6. Sistematika Pembahasan Secara garis besar urutan pembahasan dilakukan dengan sistematika sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan mengungkapkan latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup dan metode pembahasan. Bab II. Tinjauan Pustaka menjelaskan tentang tinjauan umum pariwisata, rekreasi, waterpark, dan tinjauan perencanaan dan perancangan kawasan. Bab III. Tinjauan Umum Waterpark Di Kabupaten Magelang meliputi tinjauan makro kawasan meliputi tinjauan umum kabupaten Magelang yaitu kondisi fisik dan kebijakan tata ruang Kabupaten Magelang; tinjauan kepariwisataan yang meliputi potensi wisata Kabupaten Magelang, kebijakan dan strategi pengembangan pariwisata; tinjauan umum kecamatan Mertoyudan meliputi kebijakan rencana tata ruang kota Mertoyudan dan tinjauan mikro kawasan Desa Deyangan sebagai kawasan wisata yang meliputi aspek-aspek yang mendukung perencanaan dan perancangan. Juga meliputi tinjauan studi Banding yang dilakukan , berisi data-data mengenai hasil studi banding yang telah dilakukan, meliputi latar belakang, lokasi dan fasilitas yang ada pada masing-masing obyek. Bab IV. Kesimpulan, Batasan dan Anggapan berisi kesimpulan, batasan dan anggapan sebagai hasil penguraian dari bab-bab sebelumnya. Bab V. Pendekatan Program Perencanaan dan Perancangan Merupakan proses mengkaji, menilai dan menganalisis pendekatan program perencanaan dan perancangan yang mencakup titik tolak pendekatan, pendekatan aspek fungsional, arsitektural, kontekstual, pendekatan konsep perancangan dengan metode sintesa dibantu konstruksi teori, konsep, kriteria dan standar. BAB VI. Konsep dan Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Merupakan hasil dari proses pendekatan yang membahas rumusan konsep dan program dasar perancangan arsitektur berupa konsep dasar perencanaan, konsep dasar perancangan, dan program dasar perancangan. 7. Diagram Alur Pikir  

Deyangan Waterpark di kabupaten magelang Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Bona Pasogit

0 comments:

Post a Comment