Contoh Skripsi,Tesis, Jurnal, Bahan Kuliah, Artikel, dll

THE MUSIC BOX PEMATANG SIANTAR

A LUBIS, IRWAN (2006) THE MUSIC BOX PEMATANG SIANTAR. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik .
[img]PDF - Published Version
145Kb

Abstract

Kutipan yang berbunyi“ musik adalah sebagian dari jiwa manusia” rasanya tidak berlebihan. Layaknya seorang yang memiliki sahabat sejati yang selalu lekat dengan pribadi masing-masing. Setidaknya setiap lika-liku kehidupan manusia tidak terlepas dari faktor yang satu ini. Dari mulai kita bayi telah diperdengarkan sebuah alunan lagu yang merdu saat kita menjelang tidur, bahkan saat kita masih didalam kandungan, sang ibu mendengarkan musik merdu dan syahdu dengan pemikiran bahwa si anak yang dikandungnya mendengar alunan musik tersebut dan merasa tenang atau berharap dia menjadi seorang anak yang cerdas kelak setelah dewasa. Ketika usia manusia bertambah dan kedewasaan kita semakin berkembang, musik selalu mengiringi setiap proses yang kita hadapi sehari-hari. Pada masa belakangan ini, bentuk seni muncul dan berkembang dalam berbagai macam ekspresi seiring perkembangan zaman. Tak terkecuali seni musik yang timbul dengan bermacam-macam aliran dan atributnya. Ada jenis musik yang merupakan warisan dari era-era sebelumnya dan ada juga warna musik yang beru keluar pada masa-masa belakangan ini serta ada juga warna musik yang merupakan penggabungan keduanya. Sehingga dapat dipastikan akan sangat rumit membagi-bagi ‘genre’ musik kedalam segmen – segmen tertentu. Seiring dengan hal tersebut, setiap warna musik maupun personal-personal yang terlibat didalamnya akan berusaha mengenalkan diri mereka masing-masing dengan tujuan masyarakat luas dapat mengenal, “mencicipi” atau bahkan menyukai warna musik yang mereka tawarkan. Kebutuhan akan wadah yang dapat menjadi tempat para musisi (sebutan untuk orang yang mengabdikan dirinya buat musik ) menunjukkan dan memperkenalkan warna musik mereka kepada masyarakat umum pun semakin besar. Adapun wadah ini berupa (outdoor maupun indoor) yang sewaktu-waktu bisa dipakai untuk pertunjukkan seni musik. Jadi bukan tempat yang sifatnya temporari atau bahkan sampai meminjam gedung yang tadinya bukan tempat pagelaran atau pertunjukkan seni musik. Kota Pematang Siantar merupakan kota terbesar ke-2 (dua) di provinsi Sumatera Utara setelah Kota Medan yang merupakan kota terbesar ke-2 (dua) di Indonesia. Kota Pematnag Siantar terletak pada garis 301’09” - 254’40” Lintang Utara dan 996’23” - 991’10” Bujur Timur, berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Simalungun. Luas dataran kota Pematang Siantar adalah 7.997,06 hektar dan terletak 400m di atas permukaan laut. Karena terletak dekat garis khatulistiwa, Pematang Siantar tergolong kedalam daerah tropis. Selain itu topografi daerah Pematang Siantar tergolong realtif datar, beriklim sedang dengan suhu maksimum rata-rata 30,7C dan suhu minimum rata-rata 20,0C. kelembaban udara rata-rata sebesar 83%. Rata-rata tertinggi pada bulan Desember mencapai 86% sedangkan curah hujan rata-rata 222 MM dimana curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Oktober yang mencapai 424 MM. Pada tahun 2004 penduduk kota Pematang Siantar mencapai 244.435 jiwa dengan kepadatan penduduk 3.057 jiwa per km. sedangkan laju pertumbuhan penduduk kota Pematang Siantar pada tahun 2004 sebesar 0,63%. Penduduk perempuan di kota Pematang Siantar lebih banyak daripada penduduk laki-laki. Pada tahun 2004 penduduk kota Pematang Siantar yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 123.982 jiwa dan penduduk dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 120.453 jiwa. Dengan demikian sex ratio penduduk kota Pematang Siantar sebesar 97,15%. Dengan jumlah yang tidak sedikit, penduduk yang ada di kota Pematang Siantar sangat antusias dengan beragam apresiasi seni yang berkembang semakin pesat seiring perkembangan zaman termasuk di dalamnya seni musik. Banyak pertunjukan atau pergelaran musik yang telah diselenggarakan selama kurun waktu 1 (satu) dekade terakhir. Baik itu dengan mendatangkan ‘performer’ dari luar kota Pematang Siantar maupun dari dalam kota ini sendiri. Jenis pagelaran atau pertunjukkan musik itu sendiri dibedakan menjadi konser band atau grup musik tertentu dan pagelaran musikal (orkestra, seni musik dan tari, drama musikal, konser paduan suara serta pertunjukkan sejenis lainnya). Sejauh ini, antusiasisme penduduk kota Pematang Sinatar akan seni musik tidak sepenuhnya di dukung sarana dan prasarana yang memadai. Seringkali terjadi konser yang dilakukan kurang memadaidan memuaskan khususnya dari segi audio yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan gedung atau bangunan yang dipakai bukan merupakan bangunan yang memiliki perhitungan akustik yang memadai untuk pertunjukkan musik, sebab pada awalnya gedung tersebut merupakan bangunan untuk jenis kegiatan lain yang jauh dari kegiatan seni musik. Didasari oleh alasan tersebut, maka sudah selayaknya dibangun sebuah wadah (dalam hal ini gedung pertunjukkan seni dan musik) yang dapat menampung kegiatan pertunjukkan seni musik secara maksimal. Selain itu akan di-akomodir juga ruangan-ruangan yang nantinya dapat dipergunakan untuk pertunjukkan seni lain seperti seni rupa dan seni lainnya. Adapun bangunan yang dapat menampung kegiatan ini nantinya menjadi cikal – bakal “the music box” kota Pematang Siantar. Adapun kata ‘box’ sendiri yang berarti kotak yang mengisyaratkan wujud sebuah wadah khusus yang nyata dan jelas fungsinya sebagai wadah ekspresi seni musik. Selain itu kata ‘box’ sendiri diambildari filosofi konsep yang akan diterapkan pada desain ini nantinya yaitu desain minimalis namun tetap berkadar estetis tinggi layaknya sebuah ‘kotak musik’ yang menarik untuk dinikmati denga indera visual. Dengan denikian diharapkan eksplorasi terhadap bidang musik akan semakin berkembang di kota Pematang Siantar dengan adanya wadah berekspresi ini. Selain itu, filosofi ‘kotak musik’ yang menarik tadi diharapkan dapat menambah pemasukan daerah dari adanya pengunjung yang data baik dari luar maupun dari dalam kota Pematang Siantar itu sendiri. B. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan Memperoleh suatu Judul Tugas Akhir yang jelas dan layak, serta memperoleh gambaran yang jelas dan dapat dijadikan pedoman yang akan digunakan untuk mempermudah proses pengerjaan Tugas Akhir, sehingga produk yang dihasilkan akan lebih baik dan terarah, sesuai dengan originalitas dan citra yang dikehendaki atas judul yang diajukan. 2. Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses (dasar) perencanaan dan perancangan “the music box” berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan (design guidelines aspect). C. MANFAAT 1. Secara Subyektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNDIP. Sebagai pegangan dan acuan selanjutnya, dalam penyusunan LP3A yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Tugas Akhir. 2. Secara Obyektif Sebagai sumbangan terhadap perencanaan pembangunan wadah eksplorasi kebutuhan masyarakat akan seni yang spesifik, dan dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawsan bagi mahasiswa yang akan mengajukan Proposal Tugas Akhir. D. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN 1. Ruang Lingkup Substansial Perencanaan dan perancangan “the music box” sebagai suatu bangunan tunggal dengan lansekapnya, yang bentuknya mengekspresikan ciri minalis dan atraktif, namun tetap disesuaikan dengan sekelilingnya, serta fungsinya memenuhi kebutuhan spesifik masyarakat Kota Pematang Siantar akan wadah eksplorasi (lebih spesifik untuk pertunjukkan dan konser) seni musik dan seni-seni lainnya secara umum. 2. Ruang Lingkup Spasial Secara administratif daerah perencanaan terletak di Pulau Sumatera, Provinsi Sumatera Utara, Kotamadya Pematang Sinata, dan lebih spesifik lagi berlokasi di Kabupaten Simalungun, kecamatan Siantar Barat. Adapun batas-batas kota Pematang Siantar adalah sebagai berikut : ▪ Sebelah Utara : Kota Medan dan Tebing Tinggi ▪ Sebelah Selatan : Kota Sibolga dan Padang Sidempuan ▪ Sebelah Timur : Kota Tanjung Balai ▪ Sebelah Barat : Kota Tarutung Sementara site diapit oleh 4 (empat) jalan utama yaitu Jalan Merdeka, Jalan Diponegoro, Jalan WR Supratman, dan Jalan Jend.Soedirman. didaerah ini terdapat sebuah lahan kosong dengan luas ± 10.400 m. Lahan ini terletak diantara beberapa jalan utama kota yaitu Jalan Merdeka dan Jalan Diponegoro E. METODE PEMBAHASAN Laporan ini dibahas dengan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan dan menguraikan data primer dan sekunder. Yang secara deduktif, diolah dan dikaji dengan mengacu pada potensi dan masalah yang muncul, kemudian dilakukan pendekatan perencanaan dan perancangan atas dasar pertimbangan berbagai aspek yang berorientasi pada disiplin ilmu arsitektur, landasan teoritis dan standar yang ada. Kemudian secara induktif, diperoleh hasil berupa alternatif pemecahan masalah. Metode ini digunakan agar diperoleh gambaran mengenai ‘the music box’ yang ideal untuk dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan sebuah gedung konser musik di Pematang Siantar. Tahap pengumpulan data yang dimaksud meliputi : 1. Data Primer Wawancara dengan pihak-pihak pengelola Sekolah Musik, studi banding tentang pengguna, macam kegiatan dan fasilitas yang tersedia, serta lokasi atau alternatif tapak 2. Data Sekunder Studi literatur dari buku-buku tentang ‘the music box’ dan ‘concert hall’ untuk mencari data tentang pengertian, karakteristik, bentuk kegiatan dan fasilitas serta buku-buku yang berkaitan tentang penekanan desain arsitektur Modern Minimalis. Mengumpulkan data yang berkaitan seperti data kebijaksanaan, peraturan yang berlaku, keadaan sosial budaya masyarakat, peta kondisi wilayah seperti pola penggunaan lahan, jaringan utilitas, transportasi dan jenis tanah. F. KERANGKA PEMBAHASAN Kerangka pembahasan yang digunakan untuk menguraikan penulisan secara terperinci adalah sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika pembahasan. BAB II. TINJAUAN LITERATUR Membahas mengenai definisi yang berhubungan dengan bangunan ‘the music box’, karakteristik, aktivitas dan pengguna, fasilitas dan penekanan desain. Juga membahas hasil studi banding beberapa ‘music box’ (gedung pertunjukan music). BAB III. TINJAUAN UMUM KOTA PEMATANG SIANTAR Menguraikan tentang tinjauan kota Pematang Siantar yang meliputi kondisi fisik dan non fisik yang mendukung perencanaan dan perancangan ‘the music box’. BAB IV. PENDEKATAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Menguraikan dasar pendekatan pada perencanaan dan perancangan ‘the music box’ di Pematang Siantar yang meliputi pendekatan aspek fungsional, pendekatan aspek kontekstual, pendekatan aspek pencitraan, pendekatan aspek teknis dan kinerja, serta pendekatan aspek lokasi dan tapak. BAB V. LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Menguraikan landasan program pada perencanaan dan perancangan ‘the music box’ di Pematang Siantar.

THE MUSIC BOX PEMATANG SIANTAR Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Bona Pasogit

0 comments:

Post a Comment